TIMES KAPUAS, SURABAYA – Potensi pasar bisnis halal food ke depan semakin terbuka luas di Indonesia hingga pasar global. Hal ini dikatakan Chef Giovanni Vergio, pemenang Master Chef Indonesia dalam kegiatan Halal Food Talkshow & Cooking Demonstration di Universitas Ciputra Surabaya.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2025 di Surabaya pada 12-14 September 2025.
Melalui talkshow yang bertajuk "Unlocking Halal Market: From Taste to Trade" itu, Giovanni mengatakan, bahwa halal is opportunity and integrity, halal adalah peluang dan integritas. Menurutnya, halal itu adalah dari hulu ke hilir.
Untuk memenuhi standar halal tidak hanya pada saat di dapur, tetapi juga dari bahan bakunya. “Ini sangat potensi untuk kita yang mulai baru usaha,” katanya, Minggu (14/9/2025).
Giovanni memaparkan besarnya peluang bisnis halal food ini karena didukung fakta bahwa Indonesia adalah negara dengan 87% umat Muslim.
Indonesia memiliki pasar Muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 230 juta penduduk Muslim dan hampir semua segmen butuh halal agar dapat menjangkau mayoritas konsumen.
“Kedua, tren gaya hidup halal. Generasi muda yang mulai menjalani halal lifestyle ini menjadi peluang bisnis halal food. Di samping itu, ada dukungan regulasi pemerintah, ada UU jaminan produk halal dan pemerintah mendorong Indonesia untuk menjadi pusat produsen halal dunia,” jelasnya.
Giovanni menambahkan, bahwa mengembangkan bisnis halal food ini, tantangannya bukan sekadar menjual makanan yang no pork, no lard, dan no angciu, sebab pengolahan dari hulu ke hilir juga menjadi penting. Selain itu, persepsi masyarakat dan minim edukasi juga menjadi tantangan.
"Diperlukan upaya pemilihan suppler bahan baku yang juga tersertifikasi halal, didukung transportasi dan penyimpanan yakni tidak menggabungkan pengiriman bersamaan dengan bahan non-halal," ujarnya.
Di samping itu, pengolahan bahan baku dengan baik agar mencegah cross contamination dengan bahan baku non-halal, memerlukan cek komposisi bahan. Sekaligus penyajiannya dan konsuminya disajikan di wadah yang bersih, serta memastikan sertifikat diperbarui sesuai ketentuan.
Menurut Giovanni, membangun usaha kuliner dengan standar halal memiliki manfaat di antaranya pasar yang luas, meningkatkan kepercayaan konsumen, daya saing tinggi, menjaga kualitas dari proses produksi yang bersih, higiensi dan profesional.
“Manfaat berikutnya, sertifikasi halal memudahkan untuk masuk pasar ekspor seperti Malaysia, Timur Tengah dan Asia Tenggara,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Deputi Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Yosamartha menambahkan, mengolah usaha kuliner halal diharapkan menjadi sebuah keberkahan bagi umat.
"Melalui Fesyar Jawa 2025 ini juga BI ingin terus menjaring talenta terbaik, unik dan orisinalitas yang ujungnya membawa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," ucapnya.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Master Chef Giovanni Vergio Optimistis Peluang Bisnis Halal Food Terbuka Luas
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Ronny Wicaksono |