Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Wabah

Senin, 08 Maret 2021 - 08:06
Ngopi Pagi: Wabah Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma, Noor Shodiq Askandar

TIMES KAPUAS, MALANGSUDAH lebih dari setahun ummat manusia dihebohkan oleh datangnya wabah sahabat ngopi pagi. Ya wabah Covid19 telah mampu merubah hampir semua tatanan kehidupan ummat manusia. Dari yang terbuka menjadi tertutup. Dari yang bebas, menjadi sangat dibatasi. Dari yang langsung, menjadi harus lebih berjarak.

Kenapa demikian ? karena dampak dari covid19 berkaitan langsung dengan interaksi ummat manusia yang selama berabad abad telah berjalan. Manusia yang biasanya berjabat tangan, cium tangan, dan bahkan cium pipi, kini harus membuang jauh jauh kebiasaan tersebut. Jaga jarak, cuci tangan, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker, dan lain sebagainya, kini telah menjadi kebiasaan baru yang mutlak harus dijalankan jika ingin selamat atau terhindar dari kemungkinan paparan covid19.

Pandemi covid 19 mulai muncul dari kota Wuhan di Cina yang kemudian menyebar secara cepat di seluruh penjuru dunia. Masyarakat duniapun gelagapan dan menjadi tak berdaya. Pengetatan dilakukan dimana mana, walaupun korban juga terus berjatuhan. Tidak peduli negara maju, negara berkembang, negara miskin, semuanya tidak dapat menghindari pensebaran yang massif dari virus ini.

Sebetulnya munculnya wabah ini telah beberapa kali sejak manusia ini ada di dunia ini. Hal ini sebagaimana difirmankan dalam surat al baqoroh 249 saat Allah swt menurukan wabah pada kaum Thalut. Begitu juga diturunkannya wabah pada kaum Tsamud yang berpesta selama tiga hari dengan melanggar larangan Allah swt. Allah swt juga menguji nabi Ayub dengan penyakit dzudam (kusta atau lepra), dan wabah wabah yang lain yang terjadi selama perjalanan ummat manusia sampai dengan sekarang ini.

Terhadap wabah yang datang, Islam mengajarkan agar ummat Islam berusaha untuk menghindarinya dan bukan malah menantang dengan merasa bahwa dirinya kuat, sehingga tidak mungkin terkena. Merasa fisiknya kuat, sehingga mengabaikan berbagai protokol Kesehatan yang dijadikan sebagai ladang ihtiyar agar bisa selamat. Ingat, jika Allah swt telah berkehendak, maka semuanya akan terjadi. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah saw : Jika kalian mendengar penyakit thaun mewabah di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di daerah tersebut, maka menetaplah dulu dan jangan keluar dari wilayah tersebut.

Sahabat ngopi pagi, apa yang disampaikan Rasulullah saw adalah benar adanya. Tujuannya agar ummat manusia tidak menjadi fihak yang saling menularkan penyakit kepada lainnya, sehingga kemungkinan penyebaran dapat diminimalisasi. Minimal dengan ihtiyar ini, wabah bisa dilokalisir dalam satu wilayah, sehingga penangannya lebih focus dan lebih mudah. Semoga kita semua diberikan keselamatan oleh Allah swt. (*)

 

*) Penulis Noor Shodiq Askandar adalah Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

Pewarta :
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kapuas just now

Welcome to TIMES Kapuas

TIMES Kapuas is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.